- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 934
Baru saja Raditya sampai di depan pintu begitu dia mendengar rintihan dari balik punggungnya. Saat dia menoleh
dan melihat, dia bergegas kembali dalam sekejap dengan langkah besar. Dia membungkuk dan menatap gadis
pucat yang mencengkeram dadanya, suaranya sangat khawatir ketika dia bertanya, “Ada apa?”
“Sakit … Jantung saya sakit.” Anita merasa jantungnya akan luluh lantak.
“Baiklah, saya tak akan pergi ke mana-mana. Saya akan bersamamu. Saya tak akan pergi.” Raditya melembut, dan
dia meminta maaf pada Anita dengan suara tertahan dan perlahan,
suara
kan saya.”
Anita terkejut. Dia mendongak dan menatap pria di hadapannya. Saat dia melihat sorot mata Raduya yang lembut,
seakan-akan ikatan yang mengencang di sekitar jantungnya telah sedikit mengendur, dan rasa sakitnya berangsur-
angsur mereda dan bahkan menghilang. Apa penyebab jantungnya nyeri hebat barusan karena pria ini?
Anita menatap Raditya. Lelaki itu juga balas menatapnya lekat-lekat, seolah-olah waktu telah berhenti saat ini.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtBegitu Anita melihat penyesalan terpancar di mata pria itu, tiba-tiba dia menangis. Dia merasa sangat tidak
berdaya dan putus asa. Dia tak bisa meninggalkan Raditya, tetapi dia juga tak bisa tetap tinggal di sisinya; dia tak
tahu di mana harus menempatkan lelaki ini di dalam hatinya.
Raditya terus duduk di sisi Anita, merasa bersalah dengan sikap dinginnya barusan. Anita menderita demam tinggi,
tak hanya kondisi mentalnya saja tetapi seluruh tubuhnya pun melemah, tetapi dia malah memperlakukan wanita
itu seperti itu. Jelas, Anita menjadi lebih terluka.
Raditya memperhatikan tatapan Anita yang merunduk saat air matanya jatuh ke selimut. Saat dia mengambil tisu
di samping dan memberikannya pada Anita, dia mengulurkan tangannya untuk mengambilnya, menyeka air
matanya. Kepalanya masih terasa kabur, dan bahkan jantungnya terasa berat. Dia tak pernah merasa selemah ini
sebelumnya, seperti anak kecil yang harus dilindungi dan diasuh. Di saat yang bersamaan, perlakuan dingin Raditya
sebelumnya juga membuatnya sangat sedih, seakan-akan Raditya telah menebasnya.
Karena efek obat dan juga demam yang dideritanya, Anita perlahan mengantuk dan berbaring. Selimutnya yang
sedikit terlalu tipis membuatnya tanpa sadar meringkuk seperti bola.
Memperhatikan hal ini, Raditya menuju ke tempat tidur lain dan membentangkan selimut lain di atas Anita sebelum
perlahan dia menenangkannya, “Tidurlah. Saya akan tinggal di sini bersamamu.”
“Tidak apa. Kamu harus kembali dan tidur.” Anita menggelengkan kepalanya. Jika Raditya ada di sini, tidurnya akan
lebih terpengaruh.
Mendengar kata-katanya, Raditya tak punya pilihan selain bangkit berdiri. “Saya akan meminta seorang perawat
untuk datang dan merawatmu.”
Setelah dia pergi, Anita menekan bibir merahnya, merasa marah karena dia tak melawan sebelumnya, dan kesal
pada dirinya sendiri karena mudah marah pada Raditya sehingga jantungnya terasa sakit. Hal tersebut
mengejutkannya. Sejak kapan pria ini menjadi begitu penting baginya? Apa dia tak bisa hidup tanpa lelaki ini?
Dia tak bisa tidur malam itu. Setelah mengalami beberapa mimpi buruk terus-menerus, dia merasa lemah dan
lelah. Perawat pun merasa kasihan padanya, dan beberapa kali mengambil handuk hangat untuk menyeka keringat
di dahi Anita. Saat fajar menyingsing di pagi musim penghujan, Anita tidur sangat lelap, mungkin karena dia kurang
istirahat semalam,
1/2
Bab 934
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm10 mutiara
Sementara itu. Radinya berdiri di pintu masuk dan mendengarkan saat perawat melaporkan semua yang terjadi
pada malam sebelumnya.
“Demam Nona Anita sudah turun, dan sekarang dia hanya demam ringan, tapi dia terus bermimpi buruk semalam
dan terbangun berkali-kali. Pak Raditya, Anda perlu berbicara dengannya.
Raditya mengangguk sedikit, dan perawat itu meninggalkan tempat. Ketika Raditya membuka pintu, secercah sinar
mentari musim penghujan yang hangat masuk dari jendela, sementara gadis di tempat tidur meringkuk dengan
kulit pucat yang tidak sehat, masih tertidur lelap.
Raditya duduk dan menatap wajah gadis itu, tenggelam dalam lamunannya. Apa yang harus dia lakukan dengan
Anita? Apa dia harus mengantarnya pulang pada orang tuanya atau membiarkannya tinggal di sini untuk jangka
waktu tertentu?
Waktu berlalu dan Anita tidur sampai jam dua siang. Anita merasa seakan-akan seseorang bersamanya, tetapi
ketika dia membuka matanya, tak ada orang yang terlihat. Dia hanya bisa terduduk dan menghela napas. Kenapa
dia merasa ada seseorang yang menemaninya?
Saat itu, perawat masuk sambil membawa nampan berisi obat untuk diminumnya.
“Apa ada seseorang yang duduk di samping saya sebelumnya?” Anita bertanya penasaran.