- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 994
10 mutiara
“Pak Andre, misi ini jauh lebih sulit dari pada yang lain. Saya dengar ada beberapa ratus orang yang menjaga
tempat ini, jadi kemungkinan kita untuk bisa berhasil menyelamatkan Profesor Alvian cukup kecil.”
“Profesor Alvian tidak boleh berakhir di tangan mereka.” Ada tatapan penuh tekad di mata Andre saat dia melihat
ke arah area yang gelap di depannya. “Bahkan jika kita berakhir dengan hanya menemukan mayatnya, kita harus
membawa mayatnya kembali.”
Langit malam itu diselimuti oleh awan tebal dan tanahnya berbatu dan tidak rata. Di sana sedang hujan deras dan
begitu banyak semak–semak dan suhunya juga sangat dingin. Pada saat itu, beberapa orang berjalan dalam gelap
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtdi balik semak–semak dan mata mereka tertuju pada sebuah goa dengan sedikit cahaya yang tidak terlalu jauh dari
mereka.
Tempat di mana sandera ditawan adalah sebuah goa strategis yang dapat dengan mudah dipertahankan tetapi
sulit untuk diserang.
“Pak Raditya, ini adalah tempat terjauh yang bisa kita capai. Ada beberapa orang yang berjaga–jaga, jadi kita
hanya bisa meluncurkan pesawat nirawak.”
“Baiklah.” Raditya mengangguk.
Saat itulah mereka meluncurkan pesawat nirawak dan pesawat nirawak itu melesat ke depan seperti burung
berbulu hitam yang terbang diam–diam dalam kegelapan. Pesawat nirawak itu tiba di bagian atas goa dan
mengamati medan di sekitarnya.
Pesawat nirawak itu melayang di udara dan tiba–tiba… Krek! Pesawat nirawak itu pecah berkeping–keping dan
menghilang ke dasar punggungan.
“Kita ketahuan. Kita harus pergi,” seseorang berbicara dengan suara sangat pelan. /
Sementara itu, terdengar suara tembakan di dekat goa dengan peluru yang ditembakkan secara bertubi–tubi ke
arah mereka. Orang–orang yang berada di tanah yang tertutup dedaunan itu dengan cepat bergegas mencari
perlindungan.
“Kita sudah ketahuan. Mundur.” Pemimpin tim penyerang memberi isyarat untuk mundur.
Seketika, semua anggota mengikuti instruksi tersebut dan mundur, tetapi salah satu dari mereka tetap pada
posisinya.
“Pak Raditya.”
“Kamu pergilah.”
“Pak Raditya, apa yang sedang kamu lakukan? Mundurlah!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Namun, sosok Raditya telah menghilang dalam kegelapan hujan meskipun ada instruksi dari pemimpin tim.
“Beráni sekali dia!” pemimpin tim membalas dengan gusar sambil memimpin tim itu untuk sementara waktu.
Pemimpin tim kemudian kembali ke tempat persembunyian kelompok utama mereka. Di dalam mobil, dia baru
saja meneguk air hangat ketika Andre menginterogasinya, “Kenapa Raditya tidak kemball? Sudah saya bilang
pastikan kamu membawanya kembali! Apa kamu akan melawan perintah saya?”
“Pak Andre, pangkat Raditya sama dengan Anda dan saya hanya seorang pemimpin tim kecil. Saya tidak akan bisa
membuat Raditya mengikuti instruksi saya.” Pemimpin tim itu merasa sangat dirugikan.
Salah satu anggota tim yang lebih tua berkata, “Saya pernah mendengar tentang Raditya Laksmana ini. Dia tidak
pernah mengikuti instruksi apa pun.”