- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1118 Apa Itu Dia?
Sonia sangat terpukul. Dia yakin dalam segala aspek dia sangat sempurna, tetapi di hadapan lelaki ini, apakah
keunggulannya layak disebut–sebut?,
“Rendra, kamu itu belum mengenal saya. Saya tak seburuk yang kamu kira,” tambahnya sekuat
tenaga.
“Sudah ada wanita yang saya sukai dan ingin saya nikahi, jadi kamu tidak perlu mengganggu saya lagi. Pergi sana!”
Setelah mengatakan itu, dia membukakan pintu untuk Sonia dan memaksanya pergi dengan raut wajah yang
dingin.
Merasa teramat terluka, Sonia berjalan ke arah pintu, tetapi begitu dia hendak berbalik dan mengatakan sesuatu,
pintu itu sudah terbanting tertutup.
Dia menggigit bibirnya, merasa kesal dan tidak ikhlas. Lalu dia duduk di kursi di koridor, tak berniat untuk pergi.
Sementara itu, kaki Raisa sedikit kaku karena bersembunyi di balik tirai, lalu Rendra segera membuka tirai dan
menariknya keluar.
Segera, Raisa melemparkan dirinya ke dalam pelukan Rendra. Dia telah mendengar penolakan dinginnya terhadap
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSonia dengan telinganya sendiri. Bagaimana dia bisa meragukan perasaan Rendra lagi?
Lalu Rendra membawanya ke sofa. Raisa mengangkat kepalanya dan menatap pria itu, yang selalu bersikap sangat
lembut padanya tetapi bertindak sangat kejam terhadap wanita lain.
“Ada apa?” Rendra berkedip, karena cara Raisa menatap membuatnya sedikit bingung.
Sebagai tanggapan, Raisa mengerucutkan bibir merahnya dan menggelengkan kepala.
“Kamu takut kalau saya akan sekejam itu padamu di kemudian hari?” dengan suara serak, Rendra mengungkapkan
kekhawatirannya.
Raisa hendak menjawab kalau dia takut, tetapi dia tak ingin mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap
Rendra secara langsung, jadi dia menggeleng lagi.
Rendra menghela napas, bingung mencari cara menghiburnya saat ini. Namun, dia tahu bahwa dia ingin
memanjakan kekasihnya ini dan menjaganya selama sisa hidupnya.
Tak ada yang tahu bagaimana gadis ini bisa menyembuhkannya saat dia masih muda. Wanita ini seperti cahaya
hidupnya.
Rendra juga mengalami depresi di masa remajanya karena orang tuanya memiliki ekspektasi yang tinggi
terhadapnya. Saat dia mulai memahami kehidupan, dia menderita stres akademik. Anak–anak lain seusianya
diperbolehkan bermain di luar, tetapi dia tidak bisa. Dia harus unggul dalam setiap aspek, atau dia akan
mengecewakan ayahnya karena dia merupakan satu–satunya pewaris Keluarga Hernandar.
Di bawah tekanan yang tinggi itu, Rendra memiliki masa kecil yang menyedihkan, tetapi dia tak bisa mengeluh
kepada siapa pun. Begitu Raisa masuk ke dalam hidupnya, Raisa seakan
menyembuhkannya.
Tingkah imutnya, sifat jahilnya, dan matanya yang besar dan ingin tahu selalu meredakan tekanan akademisnya,
yang membuatnya merasa tenang.
Bahkan jika Raisa mengacau, mengacak–acak bukunya, menyembunyikan pulpennya, atau berteriak dengan keras,
dia tak pernah merasa terganggu. Dia selalu menganggap semua itu lucu.
Tiga tahun yang Rendra habiskan di rumah kakaknya merupakan masa yang paling bahagia sepanjang masa kecil
dan remajanya.
Bahkan setelah dia meninggalkan rumah itu, dia tak pernah melupakan Raisa.
“Kenapa kamu menatap saya seperti itu?” Raisa memperhatikan bahwa Rendra menatapnya lekat- lekat.
Rendra tersenyum, membelai wajah Raisa dengan telapak tangannya yang besar, dan
menempelkan bibir tipisnya ke bibir merah gadis itu sebelum mengaku dengan suara serak, “Itu karena saya
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmencintaimu.”
Dia dengan dingin menolak wanita lain sebelumnya tetapi mengaku cinta pada Raisa dengan penuh kasih sayang
sekarang. Raisa merasa sedikit pusing. Bahkan jika dia yang dicium, dia membalas ciuman Rendra dan memeluk
lehernya.
Di sisi lain, Sonia sedang mengatur emosinya di koridor lantai tiga. Dia tak berniat menyerah. begitu saja, tetapi
saat dia hendak pergi ke kamar mandi di lantai tiga, dia mendengar pintu ruang kerja terbuka. Dia penasaran apa
Rendra sudah keluar.
Dia berdiri di sudut dan melongokkan kepalanya. Matanya terbelalak saat melihat pemandangan. di hadapannya
ini.
Kenapa bisa ada gadis di ruangan itu? Saat ini, tangan Raisa dipegang oleh Rendra, dan pipinya merona merah.
Sonia sangat terkejut sampai–sampai dia segera mundur ke sudut gelap belokan. Dia menutup mulutnya tidak
percaya. Apa itu wanita yang disukai Rendra? Apakah itu dia?
Siapa dia? Sonia tak kuasa menahan diri untuk tidak menggigit bibirnya dan bertekad untuk mencari tahu identitas
wanita itu.
Tatapan Sonia terkunci pada mereka sampai mereka menghilang. Baru saat itulah dia keluar dari sudut gelap
koridor. Saat ini, matanya dipenuhi dengan keterkejutan dan kecemburuan. Dia bahkan sengaja memperhatikan
wanita muda itu sebelumnya, mengira dia hanyalah bagian dari Keluarga Hernandar. Sekarang sepertinya dia telah
meremehkan identitas gadis itu.