- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1218 Kembali
Bianca menatap tajam dan menjawab dengan tanpa rasa malu, “Oh, tetapi saya menolaknya.”
Sorot mata Qiara seakan bisa membunuh. “Kalau begitu, kamu akan menanggung akibatnya,”
Bianca mematung sejenak, lalu merasa situasinya semakin menarik. Apabila saya berhasil merebut Nando, dia
pasti akan menangis, bukan? Saya tidak sabar melihatnya.
Hal pertama yang dilihat Qiara saat masuk ke dalam rumah adalah ayahnya yang sedang duduk di sofa. Dia
bahkan tidak menonton berita seperti biasanya. Dia malah sedang menyeruput teh, seakan sedang menunggunya.
Qiara merasa sedikit bersalah karena sudah pergi dari rumah dan menyadari betapa sayang ayahnya kepadanya.
“Saya pulang, Ayah,” ucap Qiara.
Biantara menghela napas. Qiara baik–baik saja. Seharusnya saya tidak kasar kepadanya. Bahkan saya mengancam
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtakan memukulnya. Dia adalah putri kesayangan saya yang tidak akan pernah akan saya sakiti. “Oh ya. Saya dengar
kamu sudah mendapatkan pekerjaan. Kamu bisa berhenti jika mau.” Biantara menyayanginya. Qiara tidak pernah
bekerja sebelumnya, ataupun mengikuti pelatihan kerja. Biantara tidak ingin Qiara hanya berdiri di sana dan
menghadapi kerasnya dunia kerja.
“Saya suka pekerjaan ini. Bekerja itu menyenangkan,” jawabnya serius.
“Meskipun kamu hanya sebagai pemandu? Kamu sanggup berdiri berjam–jam sampai selesai?” Dia sangat rapuh.
Saya tidak ingin dia melakukan pekerjaan ini.
“Dulu saya memang pemandu, tetapi mulai besok akan bekerja di kantor. Sekarang saya adalah asisten presdir.”
Matanya berkilau penuh antusias. Pasti menyenangkan bekerja sebagai asisten Nando.
“Kamu bekerja untuk siapa?” Biantara mengernyit. Saya pikir dia berhenti dari pekerjaannya, tetapi sekarang
malah bekerja sebagai asisten seseorang? Mungkin perusahaan kecil. Tidak seharusnya saya memarahinya. Dia
pasti merasa sakit bila sudah berusaha sekian jauh untuk mencoba menyokong hidupnya
sendiri.
“Asisten presdir Grup Sofyan. Ayah tahu siapa dia, kan?”
Biantara terperanjat. “Kamu bekerja untuk Nando Sofyan?”
Bianca muncul di waktu yang tepat mendengar perbicaraan itu, dan rasa iri memenuhi matanya. Dia bisa menjadi
asisten Nando hanya dalam dua hari? Bagaimana dia bisa melakukannya? cibir Bianca. Tetapi wajah kita sama. Dia
pasti akan jatuh hati pada saya, cepat atau lambat. Dia akan melihat saya lebih feminin daripada perempuan ini.
Laki–laki manapun pasti akan memilih saya. Saya jauh lebih baik daripadanya saat di atas ranjang, dan tahu
bagaimana memuaskan laki–laki. Sebuah keuntungan dia sekarang berhubungan dengannya karena akan mudah
buginya untuk membuatnya menjadi milik saya. “Saya pulang, Ayah Bianca datang menenteng tas sumbil menatap
Biantara, seperti anak kecil yang baru saja berbuat salah. “Ini semua salah saya atas apa yang Ayah lakukan
kepada Qiara.” Ucapnya tiba–tiba.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Qiara ingin melupakannya sementara Biantara tidak ingin membahasnya, tetapi merasa sedikit bersalah. Karena
Bianca mengungkitnya, mereka harus membicarakannya lagi.
“Seharusnya tutup mulut saja jika kamu tahu ini adalah salahmu.” Qiara melempar tatapan tajam.
“Jika kamu masih marah, saya minta maaf.” Bianca selalu bersikap seperti korban setiap kali ada
Biantara.
“Masalah ini sudah berlalu. Kembalilah ke kamarmu, Qiara,” ucap Biantara.
“Di mana Ibu?”
“Belanja dengan Lies. Sebentar lagi kembali,” jawab Biantara.
Saat itu, mereka mendengar dengungan suara mesin mobil di halaman dan kemudian, dua perempuan berceloteh
gembira. Tak lama kemudian, muncul Maggy, dan pelayan di belakangnya membawa beberapa tas besar. Ternyata,
mereka berbelanja begitu banyak.