- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1313 Keberangkatan
Nando memandangi Qiara. Dia menangkap tekad dalam diri perempuan itu untuk menikah dengannya.
Maggy tidak ingin membela Bianca lagi. Yang dia rasakan saat ini adalah sakit hati. Dia tidak percaya Bianca akan
menjadi biang kerok masalah dalam keluarga, dan hatinya bersimpati pada Qiara yang menderita. Perempuan
manapun tidak akan tahan terhadap pengkhianatan yang dilakukan oleh saudaranya sendiri. “Bianca, minta
maaflah pada Nando dan kakakmu,” Maggy memerintah dengan tegas.
Ah, sial. Saya baru saja membuat kekisruhan. Semuanya berjalan di luar kendali saya. Dia menggigit bibirnya, dan
air mata mengalir di pipinya, tetapi tetap saja dia menolak untuk meminta maaf. “Saya tidak melakukan kesalahan
apapun. Dia bukan satu–satunya orang yang diperbolehkan mencintai Nando. Saya juga mencintainya.”
“Tidak semua orang terperangkap pada tipu muslihatmu, Bianca. Pikirmu kamu bisa mencuri semua hal karena
sudah berhasil merebut Lathan?” Qiara mencibir sinis. Kehadiran Nando telah membuatnya tenang dan aman.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtNando menatap Qiara. Saat itulah dia memutuskan bahwa dirinya akan menjaga perempuan ini sepanjang
hidupnya.
Dirinya tidak akan pernah mengkhianati perempuan ini yang dengan penuh percaya diri berkata pada siapapun
bahwa tidak ada yang bisa mencuri kekasihnya dari dirinya.
Namun Bianca berpikir sebaliknya. Dia berujar, “Terlalu dini untuk sampai pada kesimpulan itu, kakak. Dia bisa saja
jatuh cinta pada seseorang yang lain, kamu tahu itu.”
Bahkan Maggy sudah tidak sanggup menerima sikap keji itu lagi, dan menampar Bianca. “Cukup!” Maggy
membenci pembuat onar dalam rumah seperti Bianca ini.
“Ibu juga begitu?” Bianca menatap ibunya tak percaya sambil meraba pipinya yang lebam.
“Dia adalah kakakmu. Kamu tidak boleh menghancurkan hubungan cintanya, sekalipun kamu adalah anak kami
juga.” Maggy tidak akan membiarkan siapapun meruntuhkan hubungan cinta Qiara.
“Baik. Ibu membenci saya? Saya akan pergi. Ibu memang tidak pernah menyukai saya.” Itulah satu–satunya alasan
yang bisa dia kemukakan. Hal lain hanya akan membuat segalanya lebih memburuk.
Bianca membenahi barang miliknya dan bergegas pergi. Pasangan suami–istri Shailendra saling memandang.
Dengan cemas, mereka turun untuk berbicara dengannya.
Nando menatap Qiara yang tersakiti dan memeluknya erat. Dengan suara serak, dia memohon maaf, “Maafkan,
saya tidak menyadari bahwa dialah yang mengirim pesan itu. Saya bermaksud melakukannya untuk kamu.”
“Kamu tidak melakukan kesalahan apapun.” Qiara terlihat bahagia. Nando jatuh masuk perangkap karena cintanya
pada Qiara semakin mendalam.
Namun Nando masih beranggapan bahwa ini semua adalah salahnya. “Ini semua salah saya.”
“Bagaimana caranya kamu bisa masuk ke sini?”
“Memanjat dinding.”
“Kamu terluka?” Qiara memeriksa keadaannya.
“Tidak. Jangan khawatir.” Dia menggeleng. Mereka kemudian mendengar seseorang mengendarai kendaraan dan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmenjauh.
Mungkin Bianca memang sudah pergi, tetapi Qiara hanya memerhatikan keadaan orang tuanya karena perasaan
mereka paling tersakiti. “Saya akan melihat keadaan Ayah dan Ibu dulu.” Qiara mengajak Nando turun.
Pasangan Shailendra tengah duduk di sofa. Mereka meminta maaf pada Nando saat melihatnya. “Ini sungguh
memalukan. Kamu harus segera menyelesaikannya.”
“Tidak apa. Qiara adalah korban dalam hal ini,” Nando menjawab tenang. Dia tidak keberatan ditipu, tetapi tidak
demikian bila saja Qiara tersakiti.
Qiara masih kesal dan marah, tapi saat ini dia mengkhawatirkan orang tuanya. Mereka tentu sangat kecewa pada
Bianca. “Biarkan dia pergi. Dia memerlukan waktu untuk menenangkan diri. Abaikan saja dia untuk sementara
waktu. Juga, saya akan tinggal bersama Nando untuk sementara waktu.”
Ayah dan ibunya, juga Nando terkejut. Nando tentu saja merasa senang, tetapi harus tetap tampil tenang di
hadapan orang tua Qiara. “Menurut saya, kamu harus membicarakan hal itu dulu dengan Ayah dan Ibu sebelum
membuat keputusan.”