- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 18
Ketika Tasya mengecek jam dan melihat sudali pukul 09.00 malam, dia teringar harus segera
mengembalikan gaunnya, jadi dia berpamitan pada Jimmy lan berkata, “Maal, saya harus pergi
sekarang.”
“Biar ku antar.”
*Tidak perlu.“ Tasya berbalik dan menolak tawarannya sebelum dia tidak sengaja berpapasan dengan
seorang perempuan. Marah, perempuan itu mendorongnya. “Kamu sudah buta, ya?”
Tasya mundur beberapa langkah dan mengangkat kepalanya, dia melihat seorang sosialita dengan
wajah angkuhnya. Tasya pun meminta maaf, “Maafkan saya.
“Kamu kira minta maaf saja sudah bisa menyelesaikan semuanya? Cepat berlutut dan bersihkan
sepatuku yang kamu injak tadi!” Perempuan itu jelas tidak mau membiarkan Tasya pergi dan ingin
mempermalukannya.
Saat itu, Tasya mengerucutkan bibirnya. “Saya tidak menginjak kaki Anda.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Beraninya kamu bilang kalau kamu tidak menginjak kakiku?! Kakiku sudah terasa sakit!” bentak
perempuan itu penuh emosi.
Ketika Tasya sadar kalau perempuan itu sengaja berdiri di depannya agar dia menabraknya, Tasya
tidak mempedulikannya lagi. “Maaf, tolong minggir. Saya harus pergi sekarang.”
“Kamu kira kamu bisa pergi begitu saja?” Lalu, perempuan itu menarik gaun Tasya dan tak lama
terdengar suara robekan. Kain satin di gaun Tasya dirobek dan salah satu pundaknya terlihat. Tasya
langsung menutupi pundaknya dengan tangannya.
Ketika Jimmy ingin melepaskan jasnya untuk Tasya, ada seseorang yang lebih cepat dari dirinya saat
dia menyelimutkan jas di pundak Tasya dan menutupi dadanya.
Saat itu, Tasya berbalik dan ingin mengucapkan terima kasih tapi dia baru sadar kalau orang yang
membantunya adalah Elan.
Seketika, Tasya tercekat. Sebenarnya, dia bahkan tidak butuh jas laki-laki itu.
“Lepaskan jasmu.” Meskipun Tasya tahu kalau dia akan menarik perhatian banyak orang, dia benar-
benar tidak mau menerima kebaikan Clan.
“Jangan bercanda,” tegas Llan. Kenapa dia masih saja keras kepala di situasi seperti ini?
Di sisi lain, Helen, yang berdiri di tepi ruangan, menatap Tasya tajam karena dia melihat sendiri betapa
sigapnya Clan melepaskan jasnya dan menutupi Tasya.
Helen, aku akan menjempuimu namu,” ujar Llan sebelum dia menarik Tasya keluar aula saat Tasya
kesulitan melepaskan cengkraman erat tangannya,
Llan.. Helen rasanya ingin marali karena cemu. Beraninya dia meninggalkanku disini demi mengantar
Tasya pulang?!
Sementara itu. Tasva akhimva meron kan as Than Sulletita m
o
na linnalilibini cari sisi ajun
yang robek. Hanya melihat kondisi Tasya saat ini saja sudah bisa membuat laki-laki manapun bernafsu
karenanya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Saat itu, tatapan Elan terlihat marah sambil melihat sikap keras kepala Tasya dan bertanya dengan
jengkel, “Kamu yakin akan pergi seperti itu?”
“Memangnya kenapa? Meskipun aku lari keluar telanjang, itu bukan urusanmu.” Tasya tidak tahu
kenapa, tapi dia ingin berdebat dengan Elan dan membuatnya marah.
“Kamu seorang Ibu yang punya anak laki-laki, harusnya kamu memikirkan dia juga.” Elan tidak pernah
bertemu dengan seorang perempuan yang dengan mudah membuatnya marah hanya dari beberapa
patah kata saja, dan sepertinya perempuan ini berhasil melakukan itu.
“Jangan bercanda, Tasya. Tidak bisakah kamu menurut saja kali ini?” pinta Elan sambil menyelimuti
pundak Tasya dengan jasnya lagi ketika dia sadar liftnya sudah berhenti.
Ada beberapa orang asing yang sedang berbincang di depan lift dan Tasya bergegas menuju pintu
keluar tanpa melepaskan jas Elen kali ini.
Ketika dia melihat sebuah taksi baru saja menurunkan penumpangnya di tepi jalan, dia segera
mendekati taksi itu sambil tetap memakai jas Llam, dan Clan hanya bisa menatap Tasya yang sudah
menutup pintu taksi dan pergi.
Saat itu, pikiran Tasya berkecamuk.
Aku benar-benar sudah merusak kaun seharga sembilan digit! Bagaimana aku mengganti rugi gaun
ini?! Sial’n!