- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 55
“Apa?” Ucap Frans terkejut. Dia menolehkan kepalanya dan melihat ke sekitar. Orang-orang berlalu-lalang di
sekitarnya, tapi cucunya tidak ada di manapun.
“Jodi! Di mana kamu kehilangan Jodi!” Teriak Frans marah. Hanya dalam beberapa menit, Elsa sudah kehilangan
cucunya! Apalagi, anak itu masih berusia tiga tahun!
“Maafkan aku, Ayah! Dia terlalu nakal, dan dia berlari karena ingin main. Aku tidak bisa terus mengawasinya!” Elsa
mulai menangis dan menyalahkan semuanya pada Jodi.
Frans segera menghubungi polisi sebelum menghubungi Tasya, tapi meski dia terus mengulanginya, Tasya tidak
menjawab panggilannya. Dia kemudian berteriak pada Elsa dengan cemas. “Cepat temukan dia! Beraninya kamu
malah berdiri diam di sini dan hanya menangis?”
Elsa sejenak terkejut; dia tidak pernah melihat ayahnya marah seperti ini dan itu sangat menakutkan. Dia ingin
kembali ke tempat di mana dia meninggalkan Jodi untuk mengetahui apakah bocah itu masih ada di sana, tapi dia
tidak mau memberitahu ayahnya. Jadi, dia berpura-pura mencari bocah itu secara terpisah. Saat dia kembali ke
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇttempat tadi dan mengetahui kalau Jodi sudah tidak di sana, dia merasa lega. Tasya, anakmu akhirnya hilang. Kamu
tidak akan pernah menemukan anak itu lagi seumur hidupmu. Anak itu tidak bisa lagi menjadi senjatamu untuk
merebut harta keluargaku. Saat Elsa memikirkan hal itu, hatinya berdebar-debar senang
Sementara itu, Frans segera menghubungi layanan pelanggan milik Jewelia. Setelah dia menjelaskan kondisinya,
staf pelayanan kemudian segera menghubungi Felly. Saat Felly mendengar berita itu, dia langsung ingat kalau
Maria dan Tasya sedang bersama, jadi dia segera menghubungi Maria.
Tasya sedang memeriksa informasi dan membuat laporan detail mengenai hal itu. Maria tengah duduk di
sebelahnya saat dia mendengar ponselnya berdering. Jadi dia mengangkatnya dan melihat kalau itu dari Felly. Jadi,
dia segera mengangkat telepon itu dan berkata, “Halo, Felly.”
a
“Apa Tasya sedang bersamamu?”
“Iya, dia berada di sampingku.”
“Berikan ponsel ini kepadanya.”
Maria menyerahkan ponsel itu pada Tasya. “Felly mencarimu.
Tasya langsung meraih ponsel itu. “Halo, Felly.”
“Tasya, aku baru saja menerima laporan dari meja layanan. Ayahmu menelepon dan bilang kalau anakmu hilang
dan memintamu untuk segera menghubunginya.
Dokumen-dokumen di tangan Tasya langsung terlepas dan jatuh begitu saja ke lantai saat dia mendengar berita itu.
Wajahnya memucat saat dia berkata dengan gemetar, “Apa? Anakku hilang?”
Pria yang tengah membaca berita di ponselnya di sebelah mereka langsung mengangkat wajah tampannya, dan
matanya terlihat nanar saat melihat wajah khawatir Tasya,
Lalu, Tasya meraih ponsel Maria dan berkata, “Aku pinjam ponselmu, Maria.”
Setelah berkata demikian, dia menghubungi nomer ayahnya dengan tangan gemetar.
“Hei!” Suara bingung Frans menyapanya dari seberang. “Apa ini Tasya?”
“Ayah, dimana Jodi hilang? Ayah ada dimana?” Tasya sangat khawatir sampai berkeringat dingin.
“Dekat taman bermain. Elsa dan aku berencana membawanya kemari, tapi dia tiba-tiba hilang. Tasya.. Aku minta
maaf… Aku..” Frans merasa sangat cemas pada akhirnya sampai dia tersedu dan hampir menangis.
Kehilangan seorang anak adalah masalah serius!
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSaat Tasya tahu kalau Elsa juga ada di sana, dia dengan cepat mengerti kalau bukan ayahnya yang kehilangan
putranya, tapi Elsa-lah yang menyebabkan masalah sampai putranya itu hilang.
Ima
“Tasya, apa Jodi mengingatkan nomermu? Kenapa kamu tidak mengangkat teleponmu?”
Tasya segera membuka tasnya, tapi ponselnya tidak ada di sana. Dia sangat kebingungan. Kemana ponselku?
Kemana benda itu pergi?
Dia jelas-jelas ingat ponselnya ada di dalam tas, dan putranya memang ingat nomer ponselnya juga. Oleh karena
itu, dia percaya kalau putranya itu cukup pintar untuk meminta tolong orang lain untuk menghubunginya.
“Ayah, aku akan kembali ke kantor dan mencari ponselku. Jangan khawatir! Jodi pasti baik-baik saja. Jika Ayah
menemukannya, hubungi saja nomer ini. Aku akan pergi ke kantor dulu.”
Setelah Tasya selesai bicara, dia memohon pada Elan yang tengah duduk di sofa dan berkata, “Pak Elan, apa Anda
mau mengantar saya ke kantor? Saya sedang terburu-buru.”
“Ayo!” Tentu saja, Elan tahu kalau dia sedang terburu-buru. Sedangkan Maria, dia masih duduk di sofa dan diam-
diam mengusap peluh di dahinya. Jadi, inikah alasan kenapa Hayley memintaku untuk menghilangkan ponsel
Tasya?
Apakah Tasya benar-benar sudah kehilangan putranya?