- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 752
Tasya menatap perempuan itu yang langsung menciut melihat sorot matanya. Dia segera mengoreksi sambil
tersenyum. “Nyonya Prapanca, kami mohon penjelasannya.”
“Saya percaya bahwa semua pasti telah mendengar apa yang telah terjadi sbeberapa hari lalu. Saya berani
mengatakan bahwa itu adalah hal yang sangat tercela. Lantoro dan Luna Prapanca telah mencuri dari rumah sakit
dalam usahanya untuk memiliki anak dengan gen suami saya dan secara diam-diam melahirkan di negara lain.
Setelah penyelidikan yang kami lakukan, Lantoro akan menghadapi hukuman penjara paling sedikit sepuluh tahun,
sementara Luna menghadapi ancaman hukuman penjara selama tiga tahun. Sejak saat ini, cabang Lantoro
Prapanca tidak lagi menjadi bagian keluarga besar Prapanca dan menghentikan semua relasinya dengan keluarga
kita.”
Saat itu, terdengar suara riuh di dalam ruang dan setiap orang menumpahkan kekesalannya.
“Sungguh hal yang memalukan. Betapa berani mereka melakukannya. Ini benar-benar memalukan!”
“Benar. Dahulu Luna adalah seorang muda yang begitu menjanjikan dan kualifikasi dirinya pun begitu tinggi. Saya
tidak percaya ternyata dia adalah sosok yang buruk dan tercela. Mereka mencoba menghancurkan keluargamu,
Nyonya Prapanca, maka pantas mendapatkan hukuman.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtOrang-orang yang hadir di ruang itu mengecam Lantoro dan Luna. Tak berapa lama, Tasya menghentikan
pembicaraan tentang hal itu dan berbicara dengan aura penuh kekuasaan dan dalam suara yang jernih.
“Saya harap masing-masing kalian berhenti berinteraksi dengan Lantoro dan anggota keluarganya. Pada saat yang
bersamaan, saya ingin menggunakan persoalan ini untuk memberitahu dengan serius kalian semua mengenai satu
hal. Bila ada di antara kalian berani mengganggu keluarga saya, menghancurkan reputasi anggota keluarga saya,
atau melakukan apapun yang akan membahayakan keselamatan anggota keluarga saya, maka akan ada
konsekuensinya. Hal paling minimal yang akan menimpa kalian adalah pengusiran dari Keluarga Prapanca,
sementara yang terburuk adalah mendekam di penjara. Saya tidak berharap hal itu terjadi yang selanjutnya akan
dapat mengakibatkan keruntuhan Keluarga Prapanca.”
“Nyonya Prapanca, pernyataan Nyonya memang sangat masuk akal. Kehidupan kami berjalan dengan begitu baik
dengan bantuan Keluarga Prapanca, lalu apalagi yang kami minta?”
“Ya, benar, Nyonya Prapanca. Kami benar-benar bangga bisa bekerja bersama Nyonya dan menjaga hubungan
keluarga yang sudah begitu dekat, yang sudah berlangsung turun temurun sejak seratus tahun lalu.”
Jeremi mengencangkan kepalan tangannya di bawah meja dan tubuhnya gemetar begitu dia melonggarkannya.
Hal itu disebabkan dua hari sebelumnya, ayahnya menyebut tentang kesempatan bergabung dalam Dewan Direksi
Grup Prapanca. Namun, tampaknya hal ini tidak tercapai sama sekali sampai saat ini. Tasya memperingati mereka
untuk menahan diri mencari hal yang bukan milik mereka dari Keluarga Prapanca.
“Saya memang masih muda dalam hal usia dan banyak hal yang masih harus saya pelajari, tetapi itu bukan berarti
saya tidak berkeinginan kuat dan hanya menjadi penurut. Saya harap tak satupun di antara kalian di sini harus
mengalami secara langsung bagaimana saya menangani banyak hal karena saya lebih senang untuk menjaga
hubungan yang tenang dan damai dengan setiap orang,” ujar Tasya dengan tenang.
Di masa lalu, posisi Hana sebagai kepala perempuan Keluarga Prapanca telah membatasinya dari melakukan
banyak hal, tetapi segera menyadari bahwa tidak ada pentingnya mempertahankan Keluarga Prapanca. Maka,
Hana telah menginstruksikan dirinya untuk tetap menjaga jarak dengan kelompok orang ini bila perlu. Lebih jauh
lagi, Tasya diberitahu bahwa dia dapat dengan lebih mudah memutuskan tali hubungan dengan mereka
dan hidup damai tanpa diganggu.
Begitu selesai kalimatnya, setiap orang di dalam ruang itu terkejut dan merasakan adanya peringatan halus di balik
kata-kata nyonya muda keluarga itu. Mereka menyadari bahwa Tasya sudah memutus tali ikatan asli keluarga
mereka dan tidak lagi mengindahkan tautan antara keluarga mereka dan Keluarga Prapanca.
Kini, saatnya bagi mereka untuk merengkuh kembali Kubungannya dengan Tasya. Sebaliknya, dia juga tidak lagi
menjadi seseorang yang berkewajiban untuk memperlakukan mereka dengan baik.
Setelah pertemuan selesai, beberapa perempuan dari generasi yang lebih tua mengambil kesempatan untuk
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmembangun ikatan dengan Tasya sambil mencoba memenangkan dukungannya. Namun, dia tidak memberi
mereka kesempatan dan segera berlalu dengan mobilnya.
Tasya masuk ke bangku belakang sebelum Adriana bertanya, “Nona Merian, apakah Nona mau berjalan kaki saja
untuk menjernihkan pikiran?”
“Ya. Mari kita berjalan kaki saja,” balas Tasya.
Saat itu, ponselnya berbunyi dan dia menjangkaunya untuk menjawab panggilang. “Hei.”
“Ke mana kamu menghilang setelah pertemuan tadi?” tanya Elan dari ujung lain. Jelas, dia sudah mencari- cari
Tasya.
“Saya baru saja meninggalkan tempat itu dan baru akan berjalan kaki untuk menghirup udara segar.”
“Baiklah. Saya akan memesan tempat untuk makan siang kita. Sampai bertemu nanti.”
“Baiklah.” Tasya menjawab sambil tersenyum.
“Adriana, kita memutar kembali ke penjara. Saya ingin bertemu seseorang di sana.” Tasya tiba-tiba berubah pikiran
dari niat awal untuk berjalan kaki.
“Menjenguk Luna?”
“Ya,” jawabnya. Luna masih ditahan di penjara saat ini.
Di dalam sel yang dikunci, Luna sudah kehilangan keangkuhannya, meringkuk di sudut ruang dengan rambut
panjangnya diikat ke belakang. Wajahnya pucat tak bersinar tanpa riasan; yang tertinggal di sana hanyalah
kelemahan dan kelelahan…