- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Ruang Untukmu
Bab 769
Tanda kenakalan tersirat di mata Arya saat menantang perempuan muda ini. “Siapa perduli? Kecuali kamu
memulai tanpa berkata ‘tidak‘ terhadap apapun malam ini, saya tidak akan memanggilmu ‘kucing mungil‘ lagi.
Kamu tidak diperkenankan untuk menolak apapun.”
“Baiklah, saya tidak akan berkata ‘tidak‘ kalau begitu,” kata Salsa dengan penuh integritas walaupun wajahnya
bersemu merah.
Arya kemudian berdiri, menarik tubuh Salsa dan membopongnya dengan gaya pengantin menuju ke kamar tidur di
mana mereka akan berinteraksi dengan penuh gairahi sepanjang malam ini.
Salsa sudah tidur nyenyak di tengah malam buta, lelah tetapi terlihat bahagia. Namun, Arya tidak bisa tidur sama
sekali.
Arya kemudian mengeluarkan ponselnya dan memeriksa begitu banyak pesan dan panggilan tak berjawab. Dia
tahu dirinya tidak bisa memunda lagi untuk pulang ke rumah, karena mereka telah menunggu kehadirannya untuk
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmenduduki jabatan sebagai kepala Keluarga William. Ini adalah peristiwa penting dalam kehidupannya, dan dia
harus hadir di sana.
Arya kemudian meraih pulpen dan kertas dan menulis surat. Setelah menempatkannya di meja di sisi tempat tidur,
Arya menyorongkan tubuh dan mengecup kening kekasihnya, sambil berbisik, “Tunggu saya, ya.”
Para pengawal William sudah menunggu di lantai bawah, dan setelah melihat tuan muda, mereka pun
menghembus napas lega.”
“Tuan Muda, pesawat sudah menunggu tuan.”
“Ayo.” Arya kemudian memandangi kompleks apartemen di belakangnya, secara khusus pada jendela yang
berpenerangan redup, sebelum masuk ke dalam mobil dan meninggalkan lokasi itu.
Beberapa saat kemudian, sebuah pesawat jet pribadi berwarna abu–abu gelap dan masif melesat menerobos awan
dan menghilang dalam kegelapan malam.
Sementara itu, Salsa bermimpi indah sambil memeluk selimut, merasakan kehangatan yang melekat padanya.
Dalam mimpinya, dia tengah mengenakan gaun pengantin, sambil memeluk lengan Arya menyambut para
tamu.
Ketika pagi tiba, Salsa memiringkan badannya ke satu sisi dan merentangkan tangannya, dan hanya menyentuh
seprei dingin. Dia tiba–tiba merasa aneh, dan segera duduk sambil melihat kasur kosong di sebelahnya.
Keheningan di dalam apartemen itu menyelipkan firasat ke dalam dirinya. Setelah itu, Salsa segera turun dari
tempat tidur, mencari–cari di dalam kamar yang tidak begitu luas sebelum akhirnya menemukan surat yang ditulis
tangan oleh Arya di meja di sisi tempat tidur.
‘Salsa, ada urusan mendadak di rumah yang harus saya tangani, tetapi percayalah saya akan segera kembali.
Begitu urusan keluarga selesai, saya akan datang dan membawamu kembali ke Elegan untuk merencanakan
pernikahan kita. Cintamu, Arya!”
Salsa merasa lega setelah membaca surat itu. Namun, kepergian Arya yang tanpa permisi ini telah membuatnya
sedikit kesal.
Kemudian, bila dia benar–benar ingin mengucapkan selamat tinggal, Salsa akan semakin merasa lebih ngeri dan
enggan untuk berpisah dengannya, bukan?
Surat ini telah memberinya kekuatan dan rasa aman.
Salsa akan menunggunya kembali dengan sabar. Kalaupun dia tidak segera kembali tak masalah juga, karena dia
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmsudah merasa senang asalkan Arya tetap kembali padanya..
Sementara itu, di dalam rumah besar di Elegan, Arya hadir dengan setelan hitam berhiaskan bordir halus pada
jaketnya, menunjukkan status terhormat pemakainya.
Di sisi lain, Marina merasa lega ketika melihat Arya sudah kembali. Dia mengamati dan menilai laki–laki muda itu
tanpa bertujuan untuk mencerca atau yang lain dan menganggap dia sudah berlaku baik.
“Nenek.” Arya menghampiri nenek dan memeluknya..
Namun, Marina mendorongnya, tidak ingin cepat–cepat menerimanya. “Baiklah, jangan berpikir kamu bisa lepas
dengan cara ini. Saya tetap belum bisa menerimanya.”
“Saya sangat merindukan Nenek.” Arya terus memuji–muji perempuan tua itu, menyebabkan ketegasannya yang
pura–pura itu langsung berubah menjadi senyum berseri–seri. Marina kemudian menepuknya dengan gemas.
“Sepertinya saya masih berarti hagimu! Dasar brengsek! Apakah kamu ingat di mana rumahmu ketika kamu di
luar sana sekian lama?”
Setelah itu, sosok yang menarik datang dari luar. Meila datang berkunjung setelah mendengar kedatangan Arya.
“Arya, akhirnya kamu kembali!” Mata Meila menyiratkan sorot terkejut.
“Meila, bagaimana bila kamu hadir untuk makan malam nanti?” Marina mengundangnya.