- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 980
“Kamu…” Anita mengepalkan tangannya erat–erat.
“Siapkan uang itu! Saya tidak main–main. Tak akan ada ampun” Setelah itu, Darma menutup teleponnya. Tak lama
setelahnya dia mengirimi beberapa foto dirinya, tetapi fotonya sangat paralı. Saat membukanya, wajah Anita
memerah padam karena amarah.
Meskipun foto itu diedit, Anita tetap merasa tidak nyaman. Dia berusaha untuk relaks dengan memejamkan
matanya. Bajingan tengik ini harus dijebloskan ke penjara secepat mungkin. Siapa yang tahu sudah berapa banyak
perempuan yang diperasnya??
Anita bimbang untuk memberitahu Raditya, tetapi jika tahu Darma mengancamnya, dia pasti akan melacaknya dan
menghabisinya. Lupakan, saya hanya ingin Darma dikunung Karena penjaralah memang tempat tinggalnya. Dia
mendatangi saya dengan ancaman dan bukti. Maka, saya akan meladeni permainannya untuk terakhir kalinya!
Saat itu, ponselnya berdering kembali dan hatinya menjadi sesak, tetapi setelah melihat nama di layar ponselnya,
dia menghembuskan napas lega dan menjawab, “Halo!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Kamu masih terjaga?” Seperti suara alam, suara Raditya yang berat dan magnetis menyapu kata–kata ancaman
Darma yang menyebalkan itu.
“Iya! Saya belum tidur. Oh, saya sudah bicara dengan Ani.”
“Kamu tidak apa–apa?” tanya dengan suara khawatir dan tegang.
“Saya sepenuhnya baik–baik saja. Ani tidak hanya merestui kita berdua, tetapi juga membantu kita berbohong
demi tujuan baik.” Setelah itu, dia menceritakan apa yang Ani katakan kepada Raditya dan dia juga sangat
berterima kasih padanya; hal terakhir yang dia inginkan adalah melihat Anita terluka.
Setelah kejadian di markas di mana Anita terus menjaga jarak darinya, Raditya sudah merasakan betapa tidak.
enaknya berjauhan dengan perempuan ini. Ani, di sisi lain, adalah gadis yang baik, jadi Raditya mengerti mengapa
Anita menghindarinya saat itu.
Anita juga tidak ingin menyakiti hati Ani.
“Apakah besok kamu ada waktu? Saya ingin kamu menemani saya untuk sesuatu hal.” Terlepas dari apa yang baru
saja terjadi, Anita tetap ingin selalu ditemani olehnya agar tidak membuat orang tuanya khawatir.
Dengan Raditya bersamanya, dia merasa aman.
“Tentu saja. Apa itu?”
“Untuk saat ini saya masih merahasiakannya, jadi besok jemput saya siang hari!”
Anita tetap membisu karena takut membahayakan nyawa Darma sebagai akibat perlakuan gegabahnya. Sungguh
memalukan kalau dia sampai mati, tetapi dia ragu untuk mengoleskan darah kotor Darma di tangan Raditya.
“Apakah kamu sedang menyembunyikan sesuatu dari saya?” tanya Raditya di seberang telepon.
“Tidak ada. Hanya masalah kecil; saya akan ceritakan padamu nanti,” ucapnya.
“Baiklah, tetapi hanya jika kamu memanggil ‘sayang dulu.” Laki–laki itu tiba–tiba mengajukan permintaan.
Pipi Anita memerah karena tidak pernah mengatakan kata–kata itu ke laki–laki manapun sebelumnya. “Haruskah
saya mengatakannya?” tanyanya malu–malu.
“Iya. Saya ingin mendengarnya.”
“Sa–sayang-” ucapnya.
“Iya, kekasih,” jawab Raditya sambil tersenyum.
“Aneh sekali,” ucap Anita sambil menutupi wajahnya. Setelah mengatakan itu, dia membuat keputusan yang tak
terduga untuk membahasnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Jujurlah pada saya, Raditya. Apakah kamu benar–benar tidak merasakan apa–apa saat saya menciummu untuk
pertama kalinya?” Sekarang dia sudah berhasil membuat Anita menjadi kekasihnya, Anita perlu mengingat–ingat
saat dia melakukan sesuatu padanya.
Tak menyangka, Raditya terkejut dengan pertanyaannya.
“Apakah kamu benar–benar tidak menyadari perasaan saya padamu saat di markas itu?” tanyanya.
“Lagipula, tidak harus saya. Perempuan manapun jika menciummu sudah pasti akan menenangkan hatimu,” ucap
Anita sambil tersipu malu. Memang benar ada beberapa peristiwa memalukan di sana.
“Tidak. Hanya kamu. Saya tidak pernah memperbolehkan perempuan lain menyentuh saya.” Dia bersikeras
meyakinkan bahwa Anita adalah satu–satunya orang yang bisa menyentuhinya.
“Benarkah?” serunya lalu tertawa terbahak–bahak.
“Benar!” laki–laki itu menguatkan.
Keesokan paginya, Anita tiba di kantor polisi membawa bukti lengkap–rekaman suara dan sejumlah foto yang
Darma kirim padanya. Tanpa keraguan, polisi langsung menerimanya.
Anita juga membantu polisi menangkap Darma sebelum menuntutnya dengan alasan pemerasan.
Terakhir kali Teddy dan yang lainnya melaporkannya, Darma hanya dikutung selama tujuh hari sebelum
dibebaskan. Darma semakin kesal sampai pada titik membuat rencana gelap demi mendapatkan uang.