- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 987
Ciuman Raditya terasa lebih menggebu–gebu dari biasanya malam ini. Mungkin, mungkin karena baru saja
mengonsumsi minuman beralkohol.
Sekitar pukul 10 malam, Raditya akhirnya sadar dari mabuk. Dia harus mengantar Panji pulang karena Panji terlalu
mabuk untuk pulang sendiri.
“Hati–hati mengemudi mobilnya.” Anita dan keluarganya mengantar mereka ke mobil.
Di sisi lain Guntur pun terlalu mabuk untuk mengemudi mobil. Maka, Anita yang menjadi sopir dan mengantar
kedua orang tuanya pulang ke rumah. Di dalam mobil, dia mendengar Darwanti mengeluh, “Mengapa kamu
minum banyak sekali?”
“Karena saya merasa senang.” Guntur terkekeh–kekeh bahagia.
“Apa yang membuatmu senang?!”
“Putri kita telah menemukan pasangan yang cocok dan calon menantu kita sangat luar biasa mengesankan. Tentu
saja, saya bahagia!”
Saat itu, Anita
yang sedang mengemudi–tidak bisa menahan tawanya. Sementara itu, Darwanti juga tidak bisa menahan tawanya.
“Kamu harus melihat tampangmu yang konyol itu!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMalam itu, Anita mengirim pesan pada Raditya untuk mengutarakan kekhawatirannya mengenai kondisi Panji. Panji
adalah pemabuk berat maka hanya perlu tidur nyenyak dan pulih dan segar kembali keesokan harinya.
Keesokan harinya, hari Jumat, dia sudah membuat janji untuk mengambil gaun untuk persiapan perjamuan
malam nanti.
Awalnya Anita ingin meminta Raditya untuk menyusul agar bisa memilih jas untuknya tetapi setelah meneleponnya,
dia diberitahu kalau Raditya sedang sibuk sehingga tidak bisa datang. Selain itu, ibunya juga sudah menyiapkan
pakaian untuknya.
Begitu menyadari kalau akan bertemu dengan calon ibu mertuanya, Anita tak bisa menahan kegugupannya.
Darwanti menemaninya memilih gaun untuk perjamuan itu. Anita menginginkan gaun yang elegan tetapi tetap
konservatif untuk acara malam ini. Selama keanggunan dan kecantikannya bisa terpancar dari gaunnya, model
tidak terlalu masalah baginya.
Anita memiliki kulit yang putih dan tubuh yang ramping sehingga tetap akan terlihat bagus dalam balutan gaun
model apapun. Tak lama kemudian, dia memilih gaun malam berwarna emas yang agak berkilauan. Dia juga
menyiapkan perias yang sudah dijadwalkan untuk tiba di rumahnya pukul tiga sore untuk mematut wajahnya.
Dia kurang tidur malam sebelumnya sehingga dia tidur sejenak sore itu. Setelah bangun, dia pun merasa sudah
cukup beristirahat dan bersemangat kembali. Kulitnya juga terlihat lebih kenyal dan mulus daripada sebelumnya.
Beberapa saat lagi, Raditya akan datang untuk menjemputnya. Maka, dia memulai sesi merias wajahnya.
1/2
disematkan di belakang kepalanya. Tidak perlu hiasan lain karena fitur dirinya sendiri sudah cukup memukau.
Riasan wajah yang sederhana dan segar sangat mempesona dan menonjolkan kecantikannya.
Pukul lima sore, di pintu masuk kediaman Maldino, mobil hitam yang dikendarai Raditya mendekat. Setelan jasnya
untuk malam ini sedikit terlihat lebih formal. Dia memakai kemeja berwarna gelap dengan dasi dan jas yang pas di
tubuhnya. Dia terlihat seperti model kelas atas.
Dia berdiri di pintu masuk bak Pangeran Tampan yang sedang menunggu putri kencannya malam ini. Di sisi Jain,
Anita keluar dengan jaket berwarna kulit di lengannya, dan memang terlihat seperti putri kerajaan. Dia tampak
menawan, cantik, tenang dan anggun.
Darwanti mendekat sambil tersenyum. “Raditya, Ibu serahkan Anita padamu malam ini.”
“Jangan khawatir, Nyonya Maldino. Saya pasti akan menjaganya.” Raditya mengangguk.
Suara dan ekspresinya memberi perasaan aman dan Anita mengulurkan tangan untuk menggandeng lengannya
dan berbalik sambil berkata pada Darwanti, “Ibu, kami pergi dulu.”
“Selamat bersenang–senang.” Darwanti mengantar dan menyaksikan kepergian mereka. Sekejap dia seperti
melihat mereka pada hari pernikahan dan tidak bisa menahan air matanya saat membayangkan hal itu. Gadis
kecil saya akan segera menikah.
Perilaku Raditya sangat jantansaat membuka pintu bangku penumpang untuk Anita. Ketika Anita menunduk untuk
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmasuk ke dalam, secara refleks dia meletakkan tangannya di bingkai pintu untuk melindungi
kepalanya.
Mobilnya kemudian bergerak dengan anggun di bawah kelap–kelip sinar lampu di sekitarnya, rasanya seakan
suasana yang romantis telah menyebar di kota itu.
Acara perjamuan diadakan di gedung mewah kelas dunia, tempatnya juga bukan sekadar aula hotel biasa. Para
tamu yang diundang adalah kolega Starla di mana dia ingin menunjukkan rasa terima kasihnnya dan mereka terdiri
dari kalangan atas, berpengaruh, dan bahkan dari kalangan biasa.
Mereka semua merasa terhormat dapat diundang ke sana.
wwwwe vir ve y
Anita kemudian dibawa ke dalam gedung perjamuan oleh Raditya yang menggandeng tangannya. Starla – yang
sedang menyambut para tamu di pintu masuk–langsung melihat saat mereka melangkah masuk dan tampak
ekspresi terkejut dan bahagia di wajahnya saat dia mendekati keduanya dengan anggun dan tenang.
“Raditya, akhirnya kalian berdua tiba juga di sini.”
“Halo, Nyonya Hernadar.” Dengan cepat Anita menyapa Starla.
“Kamu pasti Anita, kekasih Raditya. Kamu sangat cantik.” Starla langsung menyukai Anita.
“Ibu tampak sibuk. Kalau begitu kami akan masuk ke dalam dan duduk di sana.” Raditya tidak ingin mengganggu
Starla yang sedang sibuk menyapa tamu.
“Tentu, silakan masuk saja dan carilah tempat duduk di dalam. Jaga Nona Maldino ini.” Starla mengangguk